20.00 -
No comments
Suhu dan Warna Matahari
Untuk
melakukan pengukuran suhu, para astronom menggabungkan metode-metode pengamatan
dan berbagai teori lainnya untuk menaksir kondisi-kondisi di dalam matahari,
misalnya menggunakan Teori Penyusutan Helmholtz. Dari teori ini diperkirakan
bahwa suhu di pusat matahari mencapai 15 juta kelvin.
Suhu ini dipercaya sebagai suhu dalam inti matahari, yang menyebabkan proses
nuklir terjadi.
Energi yang
memancar dari inti matahari memanaskan permukaan luarnya (fotosfer). Suhu
fotosfer ini dapat kita ketahui dengan menggunakan Hukum Pergeseran Wien
dengan mengamati spektrum dari radiasi matahari. Ternyata pada spektrum
matahari, hasil radiasi matahari maksimum berwarna kuning, dengan panjang
gelombang kira-kira 510 nm – 700 nm (1 nm = 0,000000009 meter). Penggunaan
hukum pergeseran Wien menunjukkan bahwa suhu fotosfer kira-kira 5.700 Kelvin.
Hubungan antara suhu dan warna matahari akan nampak jelas terlihat melalui
perobaan sederhana membakar sebatang besi. Ketika besi dibakar, mula-mula besi
akan berwarna merah, kemudian berwarna biru. Warna merah bersesuaian dengan
suhu rendah, dan warna biru dengan suhu tinggi. Karena itulah, kita sering
melihat dipagi ataupun disore hari sinar matahari akan nampak kemerah-merahan
dan efek panasnya hampir tidak kita rasakan.
Pada siang hari cahaya matahari tepat di kepala kita. Cahayanya menegenai daerah yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan daerah yang ditimpa oleh cahaya yang datng miring pada pagi hari. Akibatnya pada siang hari cahay matahari tampak lebih menyilaukan. Warna merah pada pagi hari dan kuning keperakan pada sore hari disebabkan proses hamburan cahaya oleh partikel-partikel di atmosfer kita. Di bulan, yang tidak ada atmosfernya, matahari tidak terlihat merah atau kuning. Selain itu, di siang hari, matahari akan berwarna putih kekuning-kuningan , karena suhunya sudah meningkat tinggi. Bahkan pada siang hari yang sangat terik warna matahari akan tampak kebiru-biruan. Pada keadaan ini efek panas ssangat besar. Telah diketahui bahwa energi selalu mengalir dari daerah suhu tinggi ke daerah suhu rendah. Demikian juga yang terjadi pada matahari, energi ini mengalir melalui campuran gas hidrogen dan helium ke permukaannya.
Di bagian luar matahari terjadi mekanisme perpindahan energi, yaitu konveksi. Konveksi terjadi karena perbedaan suhu per satuan panjang antara daerah yang panas dan daerah yang dingin begitu besar, sedangkan mekanisme perpindahan energi lainnya (radiasi dan konduksi) tidak memungkinkan terjadi. Proses pemindahan energi terjadi begitu cepat sehingga mekanisme perpindahan radiasi dan konduksi tidak mampu melakukan ini.
Pada siang hari cahaya matahari tepat di kepala kita. Cahayanya menegenai daerah yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan daerah yang ditimpa oleh cahaya yang datng miring pada pagi hari. Akibatnya pada siang hari cahay matahari tampak lebih menyilaukan. Warna merah pada pagi hari dan kuning keperakan pada sore hari disebabkan proses hamburan cahaya oleh partikel-partikel di atmosfer kita. Di bulan, yang tidak ada atmosfernya, matahari tidak terlihat merah atau kuning. Selain itu, di siang hari, matahari akan berwarna putih kekuning-kuningan , karena suhunya sudah meningkat tinggi. Bahkan pada siang hari yang sangat terik warna matahari akan tampak kebiru-biruan. Pada keadaan ini efek panas ssangat besar. Telah diketahui bahwa energi selalu mengalir dari daerah suhu tinggi ke daerah suhu rendah. Demikian juga yang terjadi pada matahari, energi ini mengalir melalui campuran gas hidrogen dan helium ke permukaannya.
Di bagian luar matahari terjadi mekanisme perpindahan energi, yaitu konveksi. Konveksi terjadi karena perbedaan suhu per satuan panjang antara daerah yang panas dan daerah yang dingin begitu besar, sedangkan mekanisme perpindahan energi lainnya (radiasi dan konduksi) tidak memungkinkan terjadi. Proses pemindahan energi terjadi begitu cepat sehingga mekanisme perpindahan radiasi dan konduksi tidak mampu melakukan ini.
0 komentar:
Posting Komentar