05.40 -
No comments
Penangkal Petir
Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan
bagi petir menuju permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya.
Ada 3 bagian utama pada penangkal petir:
1. Batang
Penagkal Petir
Batang penangkal petir
berupa batang tembaga yanh ujungnya runcing. Dibuat runcing karena muatan
listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang
runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik-menarik dengan muatan
listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada bagian puncak suatu
bangunan.
2. Kabel
Konduktor
Kabel konduktor terbuat
dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hngga
2 cm. Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik ke tanah. Kabel
konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.
3. Tempat
Pembumian
Tempat pembumian
(grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang
pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbat dari
bahan tembaga erlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 m –
3 m.
Prinsip
Kerja Penangkal Petir
Saat
muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan
listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera
merambat naik melaluikabel konduktor, menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika
muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik-menarik
antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir
tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran
listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabek
konduktor, denagn demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi
sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan
listrik dan bahaynya dapt merusak
alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke ajringan listrik itu, selain
itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan
akibat jarinagn listrik tersambar petir, biasanya di dalm bangunan di pasang
alat yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor).
Ada beberapa jenis
penangkal petir, diantaranya:
1. Penangkal
Petir Neoflash
Ketika awan
bermuatan listrik melintas diatas sebuah banguna yang terpasang penangkal petir
Neoflash, makan elektroda penerima pada bagian samping penangkal petir neoflash
ini mengumpulkan dan menyinpam energi listrik awan pada unit kapasitornya.
Setelah energi ini cukup besar maka dilepas dan diperbesar beda potensialnya
pada bagian ion generator. Pelepasan muatan listri pada unit ion generator di
picu oleh sambaran, yakni ketika lidah api menyambar permukaan bumi maka semua
muatan listrik di bagian ion genertor dilepaskan keudara melalui Central Pick
Up agar menimbulkan lidah api penuntun keatas (streamer leader untuk menyambut
sambaran petir yang terjadi kemuadian menuntunnya masuk kedalam satu titik
sambar yang terdapat unit neoflash ini.
Kerja Simultan
Pada unit Penangkal Petir Neoflash
secara simultan bekerja bergantian dari masing-masing unit penerima induksi ,
jumlahnya tergantung dari tipe dan modelnya. Bekerjanya secara bergantian
dimana bila salah satu bagiang unit melepaskan muatan ke udara / streamer maka
ada bagian yang dalam proses pengisian muatan awan.
Tentu akurasi dan kemampuan Penangkal Petir NeoFlash masih
tergantung dari 2 hal pendukung instalasi, yaitu:
1)
Kabel Penghantar harus minimal 50 mm
2)
Grounding maksimal 5 Ohm
2.
Penangkal Petir Konvensional/ Faraday/ Frangklin
Kedua ilmuan diatas Faraday dan Frangklin mengketengahkan system yang
hampir sama , yakni: system penyalur arus listrik yang menghubungkan antara
bagian atas bangunan dan grounding . Sedangkan system perlindunga yang
dihasilkan ujung penerima / Splitzer adalah sama pada rentang 30 ~ 45 ‘ .
Perbedaannya adalah system yang dikembangkan oleh Faraday bahwa Kabel penghantar
terletak pada sisi luar bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar
juga berfungsi sebagai penerima sambaran, Berupa sangkar elektris atau biasa
disebut sangkar Faraday.
3.
Penangkal Petir Radioaktif
Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir , dan dihasilkan
kesimpulan bahwa petir terjadi karena ada muatan listrik di awan yang
dihasilkan oleh proses ionisasi , maka penggagalan proses ionisasi di lakukan
dengan cara memakai Zat berradiasi misl. Radiun 226 dan Ameresium 241 , karena
2 bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang bisa menetralkan muatan
listrik awan.
Sedang manfaat lain adalah hamburan ion radiasi akan menambah muatan pada
Ujung Finial / Splitzer dan bila mana awan yang bermuatan besar yang tidak
mampu di netralkan zat radiasi kemuadian menyambar maka akan condong mengenai
penangkal petir ini.
Keberadaan penangkal petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya ,
berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi pemakaian
zat beradiasi dimasyarakat.
4.
Penangkal Petir Elektrostatic
Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system
penangkal petir Radioaktif , yakni: menambah muatan pada ujung finial /
splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar .
Perbedaan dari sisten Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang dipakai.
Untuk Penangkal Petir Radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan
zat berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatik energi listrik
dihasilkan dari Listrik Awan yang menginduksi permukaan bumi.
0 komentar:
Posting Komentar